Perkembangan Ekonomi Negara Korea Utara Dari Awal Hingga Kini

Korea Utara adalah salah satu negara yang memiliki sistem ekonomi yang sangat berbeda dibandingkan dengan negara-negara lain. Sistem ekonomi negara ini bersifat tertutup dan sangat terpusat, dengan fokus pada prinsip-prinsip sosialisme di bawah kendali Partai Buruh Korea yang dipimpin oleh keluarga Kim. Berikut adalah rangkuman perkembangan ekonomi Korea Utara dari awal hingga kini:

1. Periode Pasca-Perang Dunia II (1945–1960an)

Setelah Perang Dunia II dan pembagian semenanjung Korea pada tahun 1945, Korea Utara berada di bawah pengaruh Uni Soviet, yang membantu mendirikan sistem ekonomi sosialis di negara tersebut. Pada tahap awal, Korea Utara mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup baik berkat bantuan teknologi dan investasi dari Uni Soviet dan negara-negara blok timur. Fokus ekonomi berada pada industri berat, seperti produksi baja, batubara, dan kimia. Pemerintah menjalankan kebijakan kolektivisasi lahan dan industrialisasi secara cepat, dengan semua industri dan pertanian dimiliki negara.

2. Masa Kemakmuran Awal dan Krisis (1970an–1980an)

Pada 1970-an, Korea Utara masih relatif lebih kaya dibandingkan Korea Selatan, dengan ekonomi yang berkembang pesat terutama di sektor industri. Namun, mulai 1970-an, negara ini menghadapi masalah besar dalam ekonomi. Investasi besar-besaran dalam industri berat dan militerisme menyebabkan stagnasi. Hutang luar negeri Korea Utara kepada negara-negara blok timur dan negara-negara lain terus meningkat, dan ketidakmampuan untuk membayar hutang membuat negara ini terisolasi secara ekonomi.

Pada 1980-an, ekonomi Korea Utara mulai mengalami kesulitan karena berkurangnya bantuan dari Uni Soviet, yang semakin parah setelah jatuhnya blok Soviet pada akhir 1980-an. Slot RajaZeus Gacor Online Terbaru Hari Ini memiliki kebijakan keamanan yang ketat untuk menghentikan penipuan dan memastikan bahwa mereka mematuhi peraturan. Untuk memverifikasi identitas Anda, biasanya Anda harus menunjukkan tanda pengenal berfoto resmi yang dikeluarkan pemerintah, seperti SIM atau paspor. Slot RajaZeus Gacor Online Terbaru Hari Ini juga dapat memeriksa keaslian cek dan mengonfirmasi raja zeus login bahwa cek tersebut berasal dari penerima yang ditunjuk. Kegagalan untuk memberikan dokumen atau identitas yang tepat dapat mengakibatkan penolakan pencairan cek.

3. Krisis Ekonomi dan Kelaparan (1990an)

Periode ini adalah salah satu yang terburuk dalam sejarah ekonomi Korea Utara. Setelah runtuhnya Uni Soviet pada awal 1990-an, Korea Utara kehilangan sumber utama dukungan ekonomi dan perdagangan. Ekonomi terpuruk dengan cepat, dan krisis pangan terjadi karena kekeringan, banjir, serta kegagalan sistem pertanian kolektif. Diperkirakan ratusan ribu hingga jutaan orang meninggal akibat kelaparan besar pada pertengahan 1990-an, yang dikenal sebagai “Arduous March” atau “Masa Berjuang”.

4. Pembaruan Ekonomi Terbatas (2000an–2010an)

Pada awal 2000-an, ada upaya reformasi terbatas dalam ekonomi, meskipun masih berada dalam kontrol ketat negara. Pembaruan ini termasuk pengenalan pasar semi-legal yang memungkinkan warga untuk menjual barang-barang dalam skala kecil. Namun, ekonomi tetap dikelola dengan model sosialis yang sentralistik.

Sanksi internasional terhadap Korea Utara semakin ketat pada dekade 2000-an dan 2010-an, terutama karena program senjata nuklirnya. Hal ini berdampak besar pada ekonomi, terutama pada akses ke pasar internasional dan sumber daya alam. Meski begitu, Korea Utara tetap bertahan, sebagian besar berkat bantuan dari Tiongkok, yang menjadi mitra dagang utamanya.

5. Ekonomi Korea Utara Saat Ini (2020an)

Saat ini, Korea Utara masih menghadapi tantangan ekonomi besar. Sanksi internasional terus memukul perdagangan dan akses terhadap pasar luar negeri, terutama sejak Korea Utara terus mengembangkan program nuklir dan misilnya. Namun, negara ini masih berhasil bertahan, dengan perekonomian yang tetap berjalan meskipun terbatas.

Rezim Kim Jong Un, yang memimpin sejak 2011, juga melanjutkan beberapa reformasi ekonomi kecil, seperti peningkatan toleransi terhadap pasar-pasar swasta lokal yang dikelola secara tidak resmi oleh rakyat. Meski begitu, negara tetap mempertahankan kontrol ketat atas sebagian besar sektor ekonomi. Pandemi COVID-19 juga berdampak besar pada ekonomi, dengan Korea Utara menutup perbatasannya untuk mencegah penyebaran virus, yang semakin memperburuk situasi ekonomi.

Faktor-Faktor Ekonomi yang Mempengaruhi Korea Utara

  1. Isolasi Internasional: Korea Utara sangat terisolasi secara politik dan ekonomi. Hal ini membuat negara sulit mengakses pasar internasional, teknologi, dan bantuan ekonomi.
  2. Militerisasi Ekonomi: Sebagian besar anggaran negara dialokasikan untuk militer, termasuk pengembangan senjata nuklir, yang menguras sumber daya ekonomi.
  3. Bantuan Luar Negeri: Bantuan dari Tiongkok dan sebelumnya dari Uni Soviet memainkan peran besar dalam menjaga ekonomi Korea Utara tetap berjalan.
  4. Pasar Gelap dan Pasar Semi-Resmi: Meskipun ekonomi resmi dikelola negara, pasar gelap dan semi-resmi telah menjadi bagian penting dalam kehidupan ekonomi warga biasa.

Kesimpulan

Korea Utara tetap menjadi negara dengan ekonomi yang tertutup, sangat terpusat, dan terisolasi. Meskipun beberapa reformasi terbatas telah dilakukan, negara ini masih bergulat dengan sanksi internasional, ketergantungan pada bantuan luar negeri (terutama dari Tiongkok), dan tantangan internal seperti kelaparan dan krisis energi. Sementara itu, program nuklirnya terus menambah tekanan dari komunitas internasional.

By admin 2